Friday, 13 October 2017

Kita Menang Selera siapa yang turun malysia thn 70'an import guru sekarang import Pembantu dari indonesia

Setengah abad silam, pendidikan Malaysia memang jauh tertinggal dari Indonesia. Indonesia banyak mengirim guru ke negeri jiran itu. Malaysia bahkan mengirim pemuda ke Indonesia untuk belajar.
Dream - Setengah abad silam, pendidikan Malaysia memang jauh tertinggal dari Indonesia. Indonesia banyak mengirim guru ke Negeri Jiran itu. Tak hanya itu saja, Malaysia bahkan mengirimkan putra-putri terbaiknya untuk berguru ke Nusantara.
Namun setelah era itu, keadaan terbalik. Pendidikan Malaysia melesat. Sementara pendidikan Indonesia, yang pada dekade 1960-an hingga 1970-an menjadi acuan mereka, seolah jalan di tempat. Jauh tertingal dari Malaysia.

Coba tengok data QS University Rangking: Asia 2014 yang dirilis situs www.topuniversities.com. Berdasar data yang dikeluarkan 16 September itu, peringkat universitas-universitas Malaysia jauh berada di atas perguruan tinggi Indonesia.

Dalam daftar itu, Universitas Indonesia menjadi perguruan tinggi di Tanah Air dengan peringkat paling tinggi, berada di posisi 72 Asia.

Peringkat itu jauh di bawah empat universitas asal Malaysia. Universiti Malaya (UM) berada di peringat 32, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) di peringkat 56, Universisi Sains Malaysia di posisi 57, dan Universiti Teknologi Malaysia pada urutan 66 Asia.

Tak hanya itu. Jika dulu banyak pemuda Malaysia yang belajar di Indonesa, kini sudah terbalik. Sekarang, banyak pemuda Indonesia yang berbondong-bondong ke Malaysia untuk belajar di universitas-universitas di sana.

Menurut Malaysia Education Promotion Centre (MEPC), tahun lalu saja ada 14 ribu mahasiswa asal Indonesia yang belajar di Malaysia. Sementara, hanya ada 6 ribu pelajar Malaysia yang menuntut ilmu di Indonesia.

Berdasarkan data Education for All Global Monitoring Report 2011, Education Development Index (EDI), yang dirilis UNESCO, kualitas pendidikan Indonesia berada pada posisi ke-69. Poisisi itu kalah dari peringkat Malaysia yang berada di urutan ke-65 dan jauh tertinggal dari Brunei yang berada di posisi ke-34.

Lantas, apa yang membuat pendidikan Malaysia bisa maju dengan pesat? Cendekiawan Muslim dari Universiti Teknomogi Malaysia, Prof Wan Mohd Nor Wan Daud mengatakan, kuncinya terletak pada tangan pemimpin.

“ Maka pemimpin yang berkuasa harus peduli pendidikan,” kata dia.

Jika pemimpin peduli terhadap kecerdasan bangsa, maka alokasi dana pendidikan akan besar. Hasilnya, negara mampu membiayai rakyat untuk menempuh pendidikan secara maksimal. Entah dengan mengirim rakyat belajar ke luar negeri atau meningkatkan lembaga pendidikan tinggi nasional.

" Semangat pendidikan harus berdasar pada untuk kembali pada bangsa dan negara, itulah yang selalu ditanamkan pada kami," ungkap Wan.

Indonesia bukan tinggal diam dengan ketertinggalan itu. Pemerintah telah membuat terobosan dengan menganggarkan 20 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk pendidikan. Program pendidikan wajib belajar smbilan tahun juga sudah diterapkan.

Namun, menurut Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Abdul Munir Mulkhan, masih ada dua masalah dalam dunia pendidikan Indonesia.

Pertama, kata dia, pembelajaran di Indonesia masih bersifat mekanik. Anak didik tidak ubahnya seperti robot yang harus sesuai dengan aturan yang ada. Kedua, adanya ketimpangan pendidikan antardaerah di Indonesia. Khususnya untuk perguruan tinggi. (Ism, Dari berbagai sumber)
Sumber https://m.dream.co.id/news/malaysia-dulu-jadi-murid-sekarang-guru-indonesia-140917y.html

No comments:

Post a Comment